#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Sabtu, 25 Agustus 2012

MATERI AJAR PAI (Qonaah dan Tasamuh)

BAB 4
QONA'AH DAN TASAMUH
Standar Kompetensi :
·         Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar :

·         Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh
·         Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh
·         Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh.

A.      QONA’AH
Secara bahasa qona’ah artinya cukup. Sedangkan menurut istilah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan. Sifat ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan, mengingat di zaman modern ini, banyak hal yang tidak sesuai dengan kehendak dan angan-angan manusia. Sifat qona’ah ini menuntun manusia untuk menerima segala pemberian Allah apa adanya dan menjauhkan diri dari sikap tidak puas terhadap pemberian Allah.
Untuk mengetahui tingkat ketaatan dan keimanan yang dimiliki oleh manusia, Allah selalu memberikan ujian dalam berbagai bentuk misalnya bencana alam, kemiskinan, ketakutan yang berlebihan dan kekurangan. Dalam menghadapi semua itu kita harus pasrah dan tawakkal kepada Allah.
Bersikap qona’ah berarti sebuah penerimaan yang tulus dan ikhlas atas pemberian Allah namun tidak boleh kemudian menjadi apatis (cuek tidak semangat) dalam mencari rahmat Allah. Manusia harus tetap berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh yang terbaik. Setelah berusaha ternyata gagal, baru kita pasrahkan kepada Allah bahwa memang itulah yang terbaik untuk kita.
Contoh sifat Qona’ah adalah :
Pak Ahmad seorang petani dengan lahan garapan yang tidak begitu luas. Setelah musim tanam tiba, dia memilih bibit yang terbaik untuk di tanam. Kemudian melakukan pemupukan dan penyemprotan agar benihnya tumbuh dengan baik. Karena tanaman tersebut dipelihara dengan baik maka hasilnya pun juga bagus. Dengan senyum mengembang Pak Ahmad memanen hasil tanamannya. Kemudian dijual di pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan sisanya untuk biaya sekolah anaknya. Setelah dibagi-bagi ternyata hasil panen tersebut tidak mencukupi untuk membayar sekolah anaknya. Dalam posisi seperti itu Pak Ahmad tetap bersyukur kepada Allah dan menerima segala pemberian-Nya dengan lapang dada walaupun masih kurang. Dia kemudian berusaha menanam lagi dengan lebih baik dengan harapan besok hasilnya lebih baik. Sikap seperti itulah yang disebut qona’ah.
Komponen Qona’ah :
1.       Menerima dengan rela apa yang ada
2.       Memohon kepada Allah agar ditambah rezeki yang layak dengan diiringi ikhtiar.
3.       Menerima dengan sabar semua ketentuan Allah
4.       Bertawakkal kepada Allah
5.       Tidak tertarik dengan tipu daya yang bersifat duniawi.
Hadits Rasulullah SAW :
Artinya :
Dari Abdillah bin Amr, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh beruntung orang yang beragama Islam dan dicukupi rizkinya kemudian merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.” (HR Muslim)
Fungsi Qona’ah :
1.       Menciptakan ketenangan dan ketentraman dalam hidup bermasyarakat
2.       Terhindar dari sifat hasud, iri, dengki, dan dendam
3.       Menjauhkan diri dari mengemis dan meminta-minta
B.      TASAMUH
Secara bahasa tasamuh artinya toleransi, tenggang rasa atau saling menghargai. Sedangkan menurut istilah tasamuh berarti suatu sikap yang senantiasa menghargai orang lain yang berbeda dengan dirinya.
Firman Allah :
Artinya,”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal (sebagian yang satu dengan yang lain). Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al hujurat : 13)
Hadits Rasulullah SAW :
Artinya :
Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. (HR Bukhori dan Muslim).
Manfaat tasamuh :
1.       Tercipta masyarakat yang aman dan tenteram
2.       Umat Islam bebas dalam menjalankan ibadah tanpa tekanan dari manapun
3.       Tidak terjadi kesenjangan sosial.
Tasamuh secara garis besar di bagi menjadi dua yaitu :
a.       Tasamuh intern umat beragama (sesama muslim)
Dengan sesama umat Islam kita harus bisa saling toleransi atau menghormati satu dengan yang lain. Umat Islam itu bagaikan satu bangunan yang menguatkan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Toleransi ini jangan sampai hilang hanya karena perbedaan dalam shalat shubuh memakai qunut atau tidak, perbedaan menjalankan hari raya, perbedaan penentuan awal dan akhir Ramadhan dan sebagainaya.
Mengenai perbedaan ini Nabi bersabda :
اِخْتِلاَفُ اُمَّتِى رَحْمَةٌ (الحديث)
Artinya ,”Perbedaan pendapat di kalangan umatku adalah rahmat.” (Al hadits)
b.      Tasamuh antar umat beragama (dengan non muslim)
        Allah menyatakan bahwa Agama yang diridhoi dan diakui di sisi-Nya hanyalah Islam. Namun demikian dalam bermasyarakat kita tidak boleh kemudian kita menghina, melecehkan dan merendahkan orang-orang yang beragama non Islam. Kita harus tetap bekerjasama dengan mereka dalam masalah keduniawian. Tetapi jika sudah sampai pada urusan akidah, kita harus berjalan sendiri sesuai dengan aturan masing-masing. Dengan demikian maka tasamuh berarti membiarkan orang lain beribadah sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Dalam hal ini kita berpedoman pada firman Allah :
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْن
ِِِArtinya ,”Bagimu Agamamu dan bagiku Agamaku. (Al kafirun : 6) 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SALAM SILATURRAHIM, SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG SAYA, SEMOGA KITA MENJADI INSAN BIJAK DENGAN BERBAGI ILMU PENGETAHUAN