#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Sabtu, 18 Agustus 2012

Adab Menyambut Idul Fitri


Adab Menyambut Idul Fitri

Sahabat-sahabat budiman, didalam  beribadah baik yang hukum pelaksanaannya wajib maupun yang sunnah tentunya harus berdasarkan tuntunan dan contoh dari Rasulullah Saw. Tidak terkecuali dalam hal menyambut Idul Fitri dan pelaksanaan ibadah seputar Idul Fitri. Pada kesempatan ini saya berbagi dengan sahabat-sahabat karya Ustadz Dr. Aam Amirudin, M.Si terkait ibadah Idul Fitri. Semoga bermanfaat.

oleh Ust. Aam Amiruddin
Direktur Media Percikan Iman


Hal-hal yang dicontohkan Rasulullah SAW. menyambut Idul Fitri adalah sebagai berikut :

1. Mandi Besar
Disunahkan mandi besar sebelum berangkat ke tempat sholat idul fitri. karena itu Ibnu Umar r.a pun melaksanakannya. "Diriwayatkan, sesungguhnya Ibnu Umar biasa mandi pada hari raya Idul Fitri sebelum pergi ke tempat sholat." (H.R Malik)

2. Sarapan sebelum Shalat
Anas r.a berkata, " Nabi saw. tidak pergi shalat Idul Fitri melainkan sesudah makan beberapa biji kurma dengan hitungan ganjil. " (H.R Ahmad dan Bukhari).

3. Mengenakan Busana Terbaik dan Wangi-wangian.
Hasan as-Sibti r.a berkata, " Rasulullah saw. memerintahkan kami agar pada hari raya mengenakan pakaian terbaik, memakai wangi-wangian terbaik, dan berkurban dengan hewan yang paling berharga." (H.R Hakim)

4. Sholat di Lapangan
Abu Said al-Khudri berkata, " Rasulullah saw. keluar menuju lapangan pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. yang pertama beliau kerjakan adalah sholat." (H.R Bukhari).
Hadis ini menegaskan bahwa sholat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan di lapangan. namun, kalau tidak memungkinkan bisa dilakukan di mesjid. Abu Hurairah r.a berkata, "Pernah mereka kehujanan pada hari Ied, lalu Nabi saw. sholat Ied bersama mereka di mesjid." (H.R Abu Daud).

5. Menuju lapangan dengan jalan kaki
Ibnu Umar r.a berkata, "Rasulullah saw. jika pergi shalat Idul Fitri dengan berjalan kaki dan kembalinya juga dg berjalan kaki." (H.R Ibnu Majah). Hadis ini menunjukkan bahwa jalan kaki menuju lapangan itu sunnah.

6. Mengambil Arah jalan yang berbeda.
Ibnu Umar r.a berkata, "Sesungguhnya Nabi saw. pernah pergi melaksanakan shalat Ied dengan mengambil satu jalan dan kembalinya dengan mengambil jalan lain." (H.R. Abu Daud).

7. Wanita Haid boleh hadir di lapangan
Ummu Atiyah r.a berkata, "Rasulullah saw. memerintahkan kami membawa serta anak2 perempuan yang hampir baligh, yang haid, dan anak2 perempuan yang masih gadis pada hari raya Idul Fitri dan Adha. Namun perempuan-perempuan yang haid itu tidak boleh shalat." (H.R. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa wanita haid boleh hadir di lapangan mendengarkan khutbah Idul Fitri atau Idul Adha, tetapi mereka tidak boleh shalat.

8.Bertakbir pada Hari Raya.
".........dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan shaum serta bertakbir (mengagungkan) Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Q.S. Al Baqarah 2:185)

9.Cara Shalat Ied
Secara prinsip, pelaksanaan Shalat Ied sama dengan tatacara shalat Subuh, yaitu dua raka'at. perbedaannya, dalam shalat Ied takbir pada rakaat pertama yaitu sebanyak 7 kali takbir dan takbir pada rakaat kedua sebanyak 5 kali takbir. Selesai shalat, mendengarkan khutbah Ied sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut.
Amr bin Auf r.a berkata, "Nabi saw. bertakbir pada Shalat Ied tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakaat kedua sebelum membaca Fatihah." (H.R Tirmidzi)

10. Saling mendoakan
Jubair bin Nafi menyebutkan, apabila para sahabat bertemu pada hari raya Idul Fitri, mereka saling mendoakan dengan ucapan :
(Taqabbalallahu Minna wa Minkum), artinya "Mudah-mudahan Allah menerima amal Ibadah kita."
Bagaimana cara menjawabnya? Ada empat cara.
Pertama, jawab dengan ucapan yang sama yaitu "Taqabbalallahu Minna wa Minkum."
kedua, jawab dengan "Shiyaamana wa Shiyaamakum" (Shaum saya dan shaum anda)
Ketiga, jawab dengan "Amiin" (Mudah-mudahan Allah mengabulkan)
Keempat, jawab dengan “Taqabbal Ya Kariim” (Ya Allah, mohon terima amal kami)
keempat jawaban ini bisa dipakai karena tidak ada satupun hadis yang tegas menjelaskan jenis jawabannya.
Wallahu Alam.

Sumber: 
Aam Amiruddin
Bedah masalah kontemporer I
Tanya jawab Aqidah & Ahlak
Khazanah Intelektual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SALAM SILATURRAHIM, SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG SAYA, SEMOGA KITA MENJADI INSAN BIJAK DENGAN BERBAGI ILMU PENGETAHUAN