#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Sabtu, 06 Oktober 2012

Seri Pendidikan Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak
sumber: Tunas Pendidikan

Ditulis oleh Administrator
Selasa, 22 Jun 2004 00:00 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 02 Nov 2008 20:53

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh
IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata
tidak menjamin sukses di masyarakat

Dalam rangka Seminar Sehari tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Anak
dan Kurikulum Berbasis Komputensi di Sekolah Dasar

1. Pengaruh Pendidikan dan Pembelajaran Unggul

Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang
bersumber dari otaknya. Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya
otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh
interaksi dengan lingkungannya (Semiawan, C, 1997).Pada kala bayi lahir ia telah dimodali 100
- 200 milyar sel otak dan siap memproseskan beberapa trilyun informasi. Cara pengelolaan
inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan
dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensi yang berpangaruh
terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia. Ternyata dari berbagai penelitian bahwa
pada umumnya hanya kurang lebih 5% neuron otak berfungsi penuh (Clark, 1986).

Lingkungan pendidikan dan berbagai pusat pelatihan serta tempat kerja kita kini juga
dipengaruhi oleh lingkungan global yang merupakan berbagai pengaruh eksternal dalam
dinamika berbagai aspek kehidupan di dunia, Lingkungan global yang mengadung pengertian
tereksposnya kita oleh kehidupan komunitas global menuntut adaptasi masyarakat kita pada
kondisi global dan pada gilirannya menuntut adaptasi individu untuk bisa bertahan di
masyarakat di mana ia hidup.

Interface antar berbagai stimulus lingkungan melalui interaksi untuk mewujudkan aktualitasasi
diri individu secara optimal dalam masyarakat di mana ia hidup dan juga aktualisasi daerah
pada masyarakat yang lebih luas, nasional maupun global, inilah yang harus menjadi perhatian
pengelola ataupun atasan atas perlakuan subjek SDM, dalam hal kita, para guru dalam
perlakuannya terhadap peserta didik. Interaksi yang terjadi dalam prilaku anak-anak kita.
Namun secara reciprocal (timbal balik) perlakuan yang diterjadikan adalah cermin kehidupan
masyarakat di mana ia hidup.

Menghadapi era global di masa yang akan datang, diharapkan kesadaran tentang reformasi
pendidikan memenuhi kondisi masa depan yang dipersyaratkan (necessary condition to be
fullfield). Kurun waktu milenium ke 3 dari proses kehidupan manusia sudah berjalan, dan abad
ke-21 serta abad ke-22 ini bukan saja merupakan abad-abad baru, melainkan juga peradaban
baru. Hal ini dikarenakan betapapun mengalami krisis moneter, Indonesia akan terkena juga
oleh restrukturisasi global dunia yang sedang berlangsung. Restrukturisasi dunia, yang
terutama ditandai oleh berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan aspek
kehidupan lain, mempengaruhi setiap insan manusia, laki, perempuan, anak di negara
berkembang maupun di negara maju, tidak terkecuali negara Indonesia, dan terutama
berdampak terhadap orientasi pendidikan.

2. Perkembangan dan Pengukuran Otak


Sebagaimana tadi dikatakan, maka cara penggunaan sistem kompleks dari proses
pengelolaan otak ini sebenarnya sangat menentukan inteligensi maupun kepribadian dan
kualitas kehidupan yang dialami seorang manusia, serta kualitas manusia itu sendiri. Untuk
meningkatkan kecerdasan anak maka produksi sel neuroglial, yaitu sel khusus yang
mengelilingi sel neuron yang merupakan unit dasar otak, dapat ditingkatkan melalui berbagai
stimulus yang menambah aktivitas antara sel neuron (synaptic activity), dan memungkinkan
akselerasi proses berfikir(Thompsn, Berger, dan Berry, 1980 dalam Clark, 1986). Dengan
demikian inteligensi manusia dapat ditingkatkan, meskipun dalam batas-batas tipe
inteligensinya.

Secara biokimia neuron-neuron tersebut menjadi lebih kaya dengan memungkinkan
berkembangnya pola pikir kompleks. Juga banyak digunakan berkembangnya aktivitas
"Prefrontal cortex" otak, sehingga terjadi perencanaan masa depan, berfikir berdasarkan
pemahaman dan pengalaman intuitif, Prefrontal cortex yang terutama tumbuh pada ketika anak
berumur duabelas sampai enambelas tahun mencakup juga kemampuan melihat perubahan
pola ekstrapolasi kecendrungan hari ini ke masa depan; regulasi diri serta strategi
"biofeedback" dan meditasi; berfikir sistem analisis;yang merupakan aspek-aspek bentuk
tertinggi kreativitas serta memiliki kepekaan sosial, emosional maupun rasional (Goodman,
1978, dalam Clark, 1986). Sifat-sifat manusia ini banyak terkait dengan sifat-sifat inisiatif dan
dorongan mencapai kemandirian dan keunggulan.

Otak dewasa manusia tidak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut adalah pusat berfikir,
perilaku serta emosi manusia mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan
serta bahasa dan ingatannya. Descartes pusat kesadaran orang, ibarat saisnya, sedangkan
badan manusia adalah kudanya. Meskipun kemudian ternyata, bahwa perilaku manusia juga
dipengaruhi oleh ketidaksadarannya (freud dalam Zohar, 2000:39), kesadaran manusia yang
oleh Freud disebut rasionya merupakan kemampuan umum yang mengontrol seluruh perilaku
manusia. Berbagai penelitian kemudian membuktikan bahwa kemampuan rasional tersebut
biasa diukur dengan IQ (Intelligence Quetient). Meskipun kini terbukti bahwa orang memiliki
lebih dari satu inteligensi menurut teori Gardner ada 8 (teori Multiple Intelligence), ukuran yang
disebut IQ mengukur kemampuan umum yang bersifat tunggal masih sering dipakai untuk
menandai kemampuan intelektual dan prestasi belajar. Ternyata bahwa otak tersebut masih
menyimpan berbagai kemungkinan lain.

"Celebral Cortex" otak dibagi dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut
yang disebut "corpus callosum". Belahan otak kanan menguasai belahan kiri badan, sedangkan
belahan otak kiri menguasai belahan kanan badan. Respons, tugas dan fungsi belahan kiri dan
kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar, sebagaimana seorang
mengalami realitas secara berbeda-beda dan unik. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk
merespons terhadap hal yang sifatnya linier, logis, teratur, sedangkan yang kanan untuk
mengembangkan kreativitasnya, mengamati keseluruhan secara holistik dan mengembangkan
imaginasinya. Dengan demikian ada dua kemungkinan cara berfikir, yaitu cara berfikir logis,
linier yang menuntut satu jawaban yang benar dan berfikir imaginatif multidimensional yang
memungkinkan lebih dari satu jawaban.

3. Kecerdasan (Inteligensi) Emosional


* Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh
IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata
tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan tahun sembilan
puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5) bahwa diinspirasi oleh berbagai
psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan
segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi tentang emosi telah
menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997, Goleman, 1995).
Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga
mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan
kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah impuls
untuk bertindak.
Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang
masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart.
kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri,
bekerjasama secara sinergis dan harmonis.

* Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan sumber rasio, yaitu
otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang diamati oleh
alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa
penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah kerja neocortex
yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan dan strategi
jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11).

Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan emosional seseorang.
Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan tentang kesenangan dan
keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun keterkaitan sistem
lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak, yang menjadi
landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk membesarkan anak (spesi
yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak memiliki kasih sayang) dan
sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa belajar
panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam 'pabrik'
otak ini.

* Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem dekat
dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio). Amygdala
adalah tempat penyimpanan memori emosi.
Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York University menemukan
peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input langsung melalui
alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat memberikan respons
sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia sebelum ia berfikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SALAM SILATURRAHIM, SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG SAYA, SEMOGA KITA MENJADI INSAN BIJAK DENGAN BERBAGI ILMU PENGETAHUAN