Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak
sumber: Tunas Pendidikan
sumber: Tunas Pendidikan
Ditulis oleh Administrator
Selasa, 22 Jun 2004 00:00 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 02 Nov 2008
20:53
Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum
kita yang diukur oleh
IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun
IQ yang tinggi ternyata
tidak menjamin sukses di masyarakat
Dalam rangka Seminar Sehari tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi
Prestasi Belajar Anak
dan Kurikulum Berbasis Komputensi di Sekolah Dasar
1. Pengaruh Pendidikan dan Pembelajaran Unggul
Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang
disebut inteligensi yang
bersumber dari otaknya. Struktur otak telah ditentukan secara
genetis, namun berfungsinya
otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat
dipengaruhi oleh
interaksi dengan lingkungannya (Semiawan, C, 1997).Pada kala bayi
lahir ia telah dimodali 100
- 200 milyar sel otak dan siap memproseskan beberapa trilyun
informasi. Cara pengelolaan
inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi sayang
perlakuan lingkungan
dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensi
yang berpangaruh
terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia. Ternyata dari
berbagai penelitian bahwa
pada umumnya hanya kurang lebih 5% neuron otak berfungsi penuh
(Clark, 1986).
Lingkungan pendidikan dan berbagai pusat pelatihan serta tempat kerja
kita kini juga
dipengaruhi oleh lingkungan global yang merupakan berbagai pengaruh
eksternal dalam
dinamika berbagai aspek kehidupan di dunia, Lingkungan global yang
mengadung pengertian
tereksposnya kita oleh kehidupan komunitas global menuntut adaptasi
masyarakat kita pada
kondisi global dan pada gilirannya menuntut adaptasi individu untuk
bisa bertahan di
masyarakat di mana ia hidup.
Interface antar berbagai stimulus lingkungan melalui interaksi untuk
mewujudkan aktualitasasi
diri individu secara optimal dalam masyarakat di mana ia hidup dan
juga aktualisasi daerah
pada masyarakat yang lebih luas, nasional maupun global, inilah yang
harus menjadi perhatian
pengelola ataupun atasan atas perlakuan subjek SDM, dalam hal kita,
para guru dalam
perlakuannya terhadap peserta didik. Interaksi yang terjadi dalam
prilaku anak-anak kita.
Namun secara reciprocal (timbal balik) perlakuan yang diterjadikan
adalah cermin kehidupan
masyarakat di mana ia hidup.
Menghadapi era global di masa yang akan datang, diharapkan kesadaran
tentang reformasi
pendidikan memenuhi kondisi masa depan yang dipersyaratkan (necessary
condition to be
fullfield). Kurun waktu milenium ke 3 dari proses kehidupan manusia
sudah berjalan, dan abad
ke-21 serta abad ke-22 ini bukan saja merupakan abad-abad baru,
melainkan juga peradaban
baru. Hal ini dikarenakan betapapun mengalami krisis moneter,
Indonesia akan terkena juga
oleh restrukturisasi global dunia yang sedang berlangsung.
Restrukturisasi dunia, yang
terutama ditandai oleh berbagai perubahan dalam bidang ekonomi,
sosial, politik dan aspek
kehidupan lain, mempengaruhi setiap insan manusia, laki, perempuan,
anak di negara
berkembang maupun di negara maju, tidak terkecuali negara Indonesia,
dan terutama
berdampak terhadap orientasi pendidikan.
2. Perkembangan dan Pengukuran Otak
Sebagaimana tadi dikatakan, maka cara penggunaan sistem kompleks dari
proses
pengelolaan otak ini sebenarnya sangat menentukan inteligensi maupun
kepribadian dan
kualitas kehidupan yang dialami seorang manusia, serta kualitas
manusia itu sendiri. Untuk
meningkatkan kecerdasan anak maka produksi sel neuroglial, yaitu sel
khusus yang
mengelilingi sel neuron yang merupakan unit dasar otak, dapat
ditingkatkan melalui berbagai
stimulus yang menambah aktivitas antara sel neuron (synaptic
activity), dan memungkinkan
akselerasi proses berfikir(Thompsn, Berger, dan Berry, 1980 dalam
Clark, 1986). Dengan
demikian inteligensi manusia dapat ditingkatkan, meskipun dalam
batas-batas tipe
inteligensinya.
Secara biokimia neuron-neuron tersebut menjadi lebih kaya dengan
memungkinkan
berkembangnya pola pikir kompleks. Juga banyak digunakan
berkembangnya aktivitas
"Prefrontal cortex" otak, sehingga terjadi perencanaan masa
depan, berfikir berdasarkan
pemahaman dan pengalaman intuitif, Prefrontal cortex yang terutama
tumbuh pada ketika anak
berumur duabelas sampai enambelas tahun mencakup juga kemampuan
melihat perubahan
pola ekstrapolasi kecendrungan hari ini ke masa depan; regulasi diri
serta strategi
"biofeedback" dan meditasi; berfikir sistem analisis;yang
merupakan aspek-aspek bentuk
tertinggi kreativitas serta memiliki kepekaan sosial, emosional
maupun rasional (Goodman,
1978, dalam Clark, 1986). Sifat-sifat manusia ini banyak terkait
dengan sifat-sifat inisiatif dan
dorongan mencapai kemandirian dan keunggulan.
Otak dewasa manusia tidak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut
adalah pusat berfikir,
perilaku serta emosi manusia mencerminkan seluruh dirinya (selfhood),
kebudayaan, kejiwaan
serta bahasa dan ingatannya. Descartes pusat kesadaran orang, ibarat
saisnya, sedangkan
badan manusia adalah kudanya. Meskipun kemudian ternyata, bahwa
perilaku manusia juga
dipengaruhi oleh ketidaksadarannya (freud dalam Zohar, 2000:39),
kesadaran manusia yang
oleh Freud disebut rasionya merupakan kemampuan umum yang mengontrol
seluruh perilaku
manusia. Berbagai penelitian kemudian membuktikan bahwa kemampuan
rasional tersebut
biasa diukur dengan IQ (Intelligence Quetient). Meskipun kini
terbukti bahwa orang memiliki
lebih dari satu inteligensi menurut teori Gardner ada 8 (teori
Multiple Intelligence), ukuran yang
disebut IQ mengukur kemampuan umum yang bersifat tunggal masih sering
dipakai untuk
menandai kemampuan intelektual dan prestasi belajar. Ternyata bahwa
otak tersebut masih
menyimpan berbagai kemungkinan lain.
"Celebral Cortex" otak dibagi dalam dua belahan otak yang
disambung oleh segumpal serabut
yang disebut "corpus callosum". Belahan otak kanan
menguasai belahan kiri badan, sedangkan
belahan otak kiri menguasai belahan kanan badan. Respons, tugas dan
fungsi belahan kiri dan
kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar,
sebagaimana seorang
mengalami realitas secara berbeda-beda dan unik. Belahan otak kiri
terutama berfungsi untuk
merespons terhadap hal yang sifatnya linier, logis, teratur,
sedangkan yang kanan untuk
mengembangkan kreativitasnya, mengamati keseluruhan secara holistik
dan mengembangkan
imaginasinya. Dengan demikian ada dua kemungkinan cara berfikir,
yaitu cara berfikir logis,
linier yang menuntut satu jawaban yang benar dan berfikir imaginatif
multidimensional yang
memungkinkan lebih dari satu jawaban.
3. Kecerdasan (Inteligensi) Emosional
* Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum
kita yang diukur oleh
IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun
IQ yang tinggi ternyata
tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan
tahun sembilan
puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5) bahwa
diinspirasi oleh berbagai
psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat
memperhatikan
segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog,
eksplorasi tentang emosi telah
menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997, Goleman, 1995).
Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati
seseorang, juga
mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang
dihayati dan
kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya
emosi itu adalah impuls
untuk bertindak.
Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an
emotional main yang
masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari
head dan heart.
kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan
cara-caranya sendiri,
bekerjasama secara sinergis dan harmonis.
* Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan
sumber rasio, yaitu
otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa
yang diamati oleh
alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma,
ternyata bahwa
penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah
kerja neocortex
yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk
perencanaan dan strategi
jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11).
Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan
emosional seseorang.
Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan
tentang kesenangan dan
keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun
keterkaitan sistem
lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-anak,
yang menjadi
landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk
membesarkan anak (spesi
yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak
memiliki kasih sayang) dan
sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak
dan masa belajar
panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan
neuron-neuron dalam 'pabrik'
otak ini.
* Amygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di
atas brainstem dekat
dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan
rasio). Amygdala
adalah tempat penyimpanan memori emosi.
Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York
University menemukan
peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input
langsung melalui
alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat
memberikan respons
sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia
sebelum ia berfikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar