#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Sabtu, 27 April 2013

TAWAKKAL SETELAH BEKERJA KERAS



Siswa SMPN 17 Bandung sedang bermuhasabah menjelang UN 2013

Pada ayat kesatu surat An Nashr, Allah swt. menyebutkan kata nashr (pertolongan) sebelum kata fath (kemenangan). Ini merupakan peringatan penting agar kita tidak takabur saat meraih kesuksesan karena pada dasarnya manusia cenderung menepuk dada ketika kesuksesan demi kesuksesan dapat diraih. Kita sering beranggapan bahwa kemenangan itu murni karena kehebatan dan kerja keras kita. Padahal, sehebat apapun diri kita, sebesar apapun kerja keras kita, tanpa pertolongan-Nya, hasilnya pasti nihil. Believe it!  
Pernyataan tersebut tidak bermaksud menafikan kerja keras. Kerja keras dan kerja cerdas merupakan komponen penting dalam meraih kesuksesan atau kemenangan. Yang ingin ditekankan yaitu perlu adanya kesadaran bahwa dalam setiap kemenangan atau kesuksesan, apakah itu kesuksesan studi, bisnis, , mendidik anak, karier, pasti di dalamnya terdapat pertolongan-Nya.
Islam mengajarkan kita untuk menyertakan Tawakkal Principles (prinsip-prinsip tawakkal) dalam proses pencapaian suatu cita-cita. Suatu aktivitas dan kreativitas bisa dikategorikan menggunakan Tawakkal Principles apabila mengandung empat unsur.
  1. Mujahadah
Mujahadah diambil dari kata Jahada, artinya sungguh-sungguh. Alloh swt. memerintahkan agar kita sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, jangan asal-asalan. Kalau kita jadi mahasiswa, belajarlah sungguh-sungguh dan selasaikan tepat waktu. Kalau kita jadi pedagang, berikan pelayanan dan produk terbaik agar pelanggan ketagihan menggunakan produk yang kita jual. Kalau kita jadi karyawan, selesaikan pekerjaan sesuai target agar pihak manajemen menilai positif cara kerja kita.
Mujahadah, selain bermakna sungguh-sungguh, juga bermakna sistematis. Suatu pekerjaan hasilnya akan menggembirakan apabila dilakukan dengan kesungguhan dan sistematis, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut, “ Maka apabila kamu telah selesai dari suatu pekerjaan/urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. “ (Q.S. Asy Syarh 94: 7-8) 
  1. Doa
Alloh swt. memiliki kekuasaan tak terhingga, sedangkan kita memiliki banyak kelemahan. Karena itu, walaupun sudah melakukan mujahadah, kita harus memohon kekuatan dari Alloh swt. agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Alloh swt. sangat mencintai hamba-Nya yang selalu berdoa memohon pertolongan-Nya. Apabila kita sering mengingat-Nya dalam segala aktivitas, Alloh pun akan menolong kita. Kalau kita melupakan-Nya, Dia pun akan melupakan kita, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari  ni’mat-Ku.” (Q.S. Al Baqoroh 2: 152)
  1. Syukur
Apabila mujahadah dan doa menyertai seluruh aktivitas dan kreativitas kita, insya Alloh kesuksesan yang kita raih akan mengantarkan pada rasa syukur. Prinsip ini perlu kita pegang karena kesuksesan sering mengantarkan manusia pada keangkuhan, padahal angkuh adalah sifat yang paling dimurkai Alloh swt. Apabila kita pandai bersyukur, alloh swt. akan semaikin menambah ni’mat-Nya., “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih.” (Q.S. Ibrahim 14:7) .
  1. Sabar
Sabar artinya tahan uji menghadapi berbagai cobaan. Mungkin saja kita telah bekerja keras, sistematis, dan disertai doa, namun sangat mungkin hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Nah, sabar adalah obatnya. Sabar bukan diam dan meratapi kegagalan, tetapi sabar adalah introspeksi dan bekerja lebih baik lagi agar kegagalan tidak terulang kembali.
Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (waspada/mawas diri)….” (Q.S. Ali Imran 3: 200)
Inilah prinsip-prinsip tawakkal yang harus melandasi seluruh aktivitas dan kreativitas kita. Apabila hal ini dilakukan, kita akan sadar bahwa kemenangan, kesuksesan, dan keberhasilan tidak akan bisa diraih tanpa pertolongan-Nya.
Bentuk kesuksesan  (kemengangan) itu beragam, tergantung bidang yang digelutinya. Seorang mahasiswa misalnya, dikatakan sukses apabila mampu menyelesaikan studi tepat waktu dengan yudisium Cum  Laude. Seorang petani disebut sukses apabila hasil panen lebih banyak dari yang diperkirakan. Nah, ukuran kesuksesan dakwah itu apabila orang-orang yang pada awalnya menentang, melecehkan, bahkan mengintimidasi, berbalik menjadi pendukung dan pembela kebenaran.
(sumber:  Tafsir Al Quran Kontemporer Juz Amma Jilid 1, karya Ustadz Dr. Aam Amirudin)

1 komentar:

SALAM SILATURRAHIM, SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG SAYA, SEMOGA KITA MENJADI INSAN BIJAK DENGAN BERBAGI ILMU PENGETAHUAN