Siswa SMPN 17 Bandung sedang bermuhasabah menjelang UN 2013
Pada
ayat kesatu surat An Nashr, Allah swt. menyebutkan kata nashr (pertolongan) sebelum kata fath (kemenangan). Ini merupakan peringatan penting agar kita tidak
takabur saat meraih kesuksesan karena pada dasarnya manusia cenderung menepuk
dada ketika kesuksesan demi kesuksesan dapat diraih. Kita sering beranggapan
bahwa kemenangan itu murni karena kehebatan dan kerja keras kita. Padahal,
sehebat apapun diri kita, sebesar apapun kerja keras kita, tanpa
pertolongan-Nya, hasilnya pasti nihil. Believe
it!
Pernyataan
tersebut tidak bermaksud menafikan kerja keras. Kerja keras dan kerja cerdas
merupakan komponen penting dalam meraih kesuksesan atau kemenangan. Yang ingin
ditekankan yaitu perlu adanya kesadaran bahwa dalam setiap kemenangan atau
kesuksesan, apakah itu kesuksesan studi, bisnis, , mendidik anak, karier, pasti
di dalamnya terdapat pertolongan-Nya.
Islam
mengajarkan kita untuk menyertakan Tawakkal
Principles (prinsip-prinsip tawakkal) dalam proses pencapaian suatu cita-cita.
Suatu aktivitas dan kreativitas bisa dikategorikan menggunakan Tawakkal Principles apabila mengandung
empat unsur.
- Mujahadah
Mujahadah
diambil dari kata Jahada, artinya sungguh-sungguh. Alloh
swt. memerintahkan agar kita sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan,
jangan asal-asalan. Kalau kita jadi mahasiswa, belajarlah sungguh-sungguh dan
selasaikan tepat waktu. Kalau kita jadi pedagang, berikan pelayanan dan produk
terbaik agar pelanggan ketagihan menggunakan produk yang kita jual. Kalau kita jadi
karyawan, selesaikan pekerjaan sesuai target agar pihak manajemen menilai
positif cara kerja kita.
Mujahadah,
selain bermakna
sungguh-sungguh, juga bermakna sistematis. Suatu pekerjaan hasilnya akan
menggembirakan apabila dilakukan dengan kesungguhan dan sistematis, sebagaimana
dijelaskan dalam ayat berikut, “ Maka
apabila kamu telah selesai dari suatu pekerjaan/urusan, maka kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap. “ (Q.S. Asy Syarh 94: 7-8)
- Doa
Alloh swt. memiliki kekuasaan tak
terhingga, sedangkan kita memiliki banyak kelemahan. Karena itu, walaupun sudah
melakukan mujahadah, kita harus
memohon kekuatan dari Alloh swt. agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Alloh swt. sangat mencintai hamba-Nya yang selalu berdoa
memohon pertolongan-Nya. Apabila kita sering mengingat-Nya dalam segala
aktivitas, Alloh pun akan menolong kita. Kalau kita melupakan-Nya, Dia pun akan
melupakan kita, “Karena itu, ingatlah
kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari ni’mat-Ku.”
(Q.S. Al Baqoroh 2: 152)
- Syukur
Apabila mujahadah dan doa menyertai seluruh aktivitas dan kreativitas kita,
insya Alloh kesuksesan yang kita raih akan mengantarkan pada rasa syukur.
Prinsip ini perlu kita pegang karena kesuksesan sering mengantarkan manusia
pada keangkuhan, padahal angkuh adalah sifat yang paling dimurkai Alloh swt.
Apabila kita pandai bersyukur, alloh swt. akan semaikin menambah ni’mat-Nya., “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka
sesungguhnya azab-Ku amat pedih.” (Q.S. Ibrahim 14:7) .
- Sabar
Sabar artinya tahan uji menghadapi
berbagai cobaan. Mungkin saja kita telah bekerja keras, sistematis, dan
disertai doa, namun sangat mungkin hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Nah,
sabar adalah obatnya. Sabar bukan diam dan meratapi kegagalan, tetapi sabar
adalah introspeksi dan bekerja lebih baik lagi agar kegagalan tidak terulang
kembali.
“Bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (waspada/mawas diri)….”
(Q.S. Ali Imran 3: 200)
Inilah prinsip-prinsip tawakkal yang
harus melandasi seluruh aktivitas dan kreativitas kita. Apabila hal ini dilakukan,
kita akan sadar bahwa kemenangan, kesuksesan, dan keberhasilan tidak akan bisa
diraih tanpa pertolongan-Nya.
Bentuk kesuksesan (kemengangan) itu beragam, tergantung bidang
yang digelutinya. Seorang mahasiswa misalnya, dikatakan sukses apabila mampu
menyelesaikan studi tepat waktu dengan yudisium Cum Laude. Seorang petani
disebut sukses apabila hasil panen lebih banyak dari yang diperkirakan. Nah,
ukuran kesuksesan dakwah itu apabila orang-orang yang pada awalnya menentang,
melecehkan, bahkan mengintimidasi, berbalik menjadi pendukung dan pembela
kebenaran.
(sumber: Tafsir Al Quran Kontemporer Juz Amma Jilid 1,
karya Ustadz Dr. Aam Amirudin)