STRATEGI JITU MENGHADAPI UJIAN
Dinamika kehidupan manusia
salah satunya adalah ujian hidup. Setiap saat kita tidak akan terlepas dari
berbagai ujian, dari mulai yang ringan sampai yang berat. Ujian merupakan
sarana tempaan yang akan membedakan kualitas seseorang, apakah baik atau buruk
akhlaknya, kuat atau lemah imannya? Begitu juga dalam dunia pendidikan, seorang
peserta didik yang ingin naik kelas atau teruji hasil belajarnya dalam kurun
waktu tertentu tidak terlepas dari ujian-ujian atau evaluasi pembelajaran, disini
akan terlihat pembeda siapa siswa yang unggul dan siswa yang kropos?
Dengan demikian, evaluasi
pembelajaran merupakan satu proses praktik
lapangan dari teori yang telah dipelajari selama belajar. Keberhasilan
dalam ujian adalah harapan semua peserta didik. Namun, pada kenyataannya tidak
semua peserta didik dapat mencapai hasil atau prestasi yang baik sesuai
harapan. Bahkan tidak sedikit peserta didik yang tidak lulus dan harus
mengulang/ diremedial.
Persiapan yang matang adalah
sebuah keharusan mutlak untuk mencapai suatu keberhasilan dalam menghadapi
ujian. Karena pepatah bijak mengatakan ‘persiapan yang matang merupakan
setengah dari kesuksesan, kurang persiapan berarti merencanakan kegagalan,
harapan yang ditargetkan tidak akan tercapai’. Siap atau tidak siap seorang
pembelajar tetap harus menjalani ujian, mulai dari ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester sampai ujian nasional.
Seorang pembelajar yang baik
adalah memfokuskan diri untuk mempersiapkan hal-hal penting yang menunjang pada
kesuksesan sebuah ujian. Secara umum menurut Alif Firdausi dalam bukunya
Rahasia Para Bintang dan dari berbagai referensi ada empat strategi yang dapat
dipersiapkan peserta didik dalam menghadapi UJIAN.
Pertama, Persiapan
Fisik.
Kesehatan merupakan kesehatan
merupakan modal utama siswa untuk melakukan kegiatan belajar, karena dengan
kondisi kesehatan yang baik, fit, dan bugar siswa dapat belajar, mengikuti
ulangan dan ujian dengan baik pula. Jika kondisi kesehatan terganggu, belajar
dan menjalani ujian jelas akan terganggu. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesehatan yang baik, disarankan tidur yang cukup, makan makanan yang halal dan
bergizi (halalan thoyyiban), lakukan olah raga secukupnya. Yang tidak
kalah pentingnya siswa harus menjauhkan diri dari hal-hal yang berbahaya atau bias
menimbulkan kecelakaan, karena siswa tidak menginginkan saat ujian nanti mengerjakannya
di rumah sakit.
Kedua, Persiapan Mental (emosi/psikologis)
Menjelang
ujian siswa harus memiliki kestabilan mental/emosi, karena hal ini merupakan faktor
sangat penting untuk menunjang keberhasilan ujian. Untuk menjaga kestabilan
mental/emosi, peserta didik seyogyanya menenangkan hati dan pikiran (Colling
Down), jauhkan diri dari keributan, bertengkar, melakukan sesuatu yang
membuat orang tua marah, aksi naksir cewek atau cowok, bersikap terlalu percaya
diri (over confident) berprasangka buruk kepada orang lain. Pokonya tata
hati dan pikiran setenang mungkin (enjoy), insya Allah dengan hati yang
tenang dan pikiran yang jernih , masa ujian akan dilalui dengan antusias (bersemangat,
bergairah). Dengan mental/emosi yang stabil insya Allah tidak akan menemui
kendala yang berarti, sebaliknya melalui masa ujian dengan penuh kegembiraan
dan berbobot (GEMBROT).
Ketiga, Persiapan Ruhani
Persiapan
ruhani merupakan bagian yang sangat penting disamping persiapan fisik dan
mental/emosi. Sadarlah bahwa kita hanyalah makhluk Allah yang hanya bisa
melakukan usaha semata. Sementara ketentuan dan hasil hanyalah Allah yang
menentukan. Dalam persiapan ruhani penulis sarankan lakukanlah hal-hal berikut:
- Dirikanlah salat fardhu lima waktu, karena salat adalah mediator/penbolong yang menghubungkan seorang hamba dengan al Kholiq Sang Pencipta, yang senantiasamenurunkan pertolongan dan solusi bagi hamba-hamba-Nya yang menegakkan salat. Wasta’iinuu bish shabri wash sholati (QS al Baqarah:45) “dan jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu”.
- Dirikanlah salat malam (tahajjud)
Dari Abu Hurairah ra,
berkata, Rasulullah SAW bersabda: Setiap malam Rabb kita turun ke langit
dunia itu pada sepertiga malam yang akhir, Allah berfirman:”siapakah yang
berdoa kepada-Ku? Maka Aku kabulkan doanya, siapakah yang meinta kepada-Ku?
maka Aku penuhi permintaannya, siapakah yang memohon ampun kepada-ku? Maka Aku
ampuni dosanya”. (HR. Bukhari Muslim). Jelaslah hanya orang-orang yang
melaksanakan salat tahajjud yang bisa mendapatkan kesempatan tersebut.
- Senantiasa berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT
Doa adalah senjata
ampuh yang tidak terhadang, melebihi kehebatan pedang yang tajam atau tombak
yang runcing, bahkan senjata canggih sekalipun. Manusia dengan segala
kelemahannya, ternyata menyimpan kekuatan dahsyat dalam doanya. Oleh karena
itu, jangan segan-segan berdoalah kepada Allah dalam setiap kesempatan, mintalah keterangan dan ketenangan hati
sehingga Allah memberikan kemudahan, kelancaran dalam menjalani ujian, mintalah
yang dipelajari keluar dalam ujian.
- Mintalah doa restu dari kedua orang tua, guru-guru yang telah menjadi jalannya ilmu (guru TK, SD, SMP, dan guru spiritual/ngaji)
Kunjungi mereka dan mintalah
kepada mereka untuk mendoakanmu semoga berhasil dalam ujian. Sebaliknya doakan
juga mereka semoga diberikan keberkahan hidup.
- Banyaklah berdzikir dan membaca al Quran
Dengan banyak
berdzikir dan membacakan al Quran pada setiap kesempatan, Insya Allah akan
menyebabkan hatimu menjadi tenang dan terang. Firman Allah SWT:
“sesungguhnya banyak
mengingat Allah (dzikir) hati akan menjadi tenang”. (QS Ar Ra’du:28)
Ketahuilah sebaik-sebaik
berdzikir adalah membaca al Quran.
- Jauhilah ma’siat dan dosa besar, karena hal tersebut akan membuat hatimu menjadi resah dan hidupmu tidak berkah. Ma’siat dan dosa besar salah satunya dengan sengaja meninggalkan shalat fardhu.
Keempat, Persiapan
Ilmu (materi pelajaran)
Keberhasilan menjalani ujian,
diperlukan ilmu yang memadai, pemahaman materi yang mendalam. Oleh karena itu,
belajar yang lebih giat dan bersemangat harus terus dikobarkan. Hal ini
mengingat materi pelajaran relatif lebih banyak (beberapa Bab) dan tingkat
kesulitan materi pelajaran lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Disarankan peserta
didik belajar secara mandiri terjadwal dan belajar kelompok terjadwal.
Belajar mandiri bisa
dilakukan dengan cara membaca buku catatan, buku-buku di perpustakaan, berlatih
dengan soal-soal latihan. Karena buku catatan dan latihan soal adalah salah
satu sumber jawaban dari seluruh pertanyaan ujian. Belajar kelompok dapat
dilakukan dengan membahas, mendiskusikan materi yang dianggap sulit. Dengan diskusi
peserta didik dapat bertukar informasi, pendapat, dan saling menimba pengalaman
masing-masing. Dengan suasana belajar seperti ini Insya Allah tidak akan
‘BETE’ justru akan lebih enjoy
dan fun, betul tidak?
Untuk menambah keyakinan akan
sukses dalam menjalani ujian, jangan pernah memikirkan kegagalan, hilangkan
berbagai gambaran negatif (pesimis), karena hal itu akan melemahkan motivasi
dan harapan. Sebaiknya peserta didik menata hati dan membangun pikiran positif
(optimis) dari sekarang. Fokuskan pikiran kepada belajar, bayangkan
kesuksesanmu, bangun impianmu untuk berhasil. Dengan demikian usahamu untuk
mencapai tujuan dan harapan akan semakin gigih. Rintangan dan kesulitan yang
dihadapi anggap sebuah tangga yang akan mengantarkan pada kesuksesan.
Pada saat ujian, setidaknya
ada delapan langkah yang harus peserta didik lakukan:
- Datang ke sekolah lebih awal dengan persiapan yang mantap
Usahakan datang ke
tempat ujian 30 menit sebelum masuk, dan perlengkapan untuk ujian jangan sampai
ketinggalan, mulai dari kartu ujian, papan dada, pensil, pulpen, penghapus, dan
yang lainnya. Insya Allah dengan datang lebih awal dan perlengkapan yang
komplit dijamin akan sangat membantu konsentrasi selama mengerjakan ujian.
- Baca petunjuk perintah
Baca petunjuk perintah
dengan teliti, karena banyak peserta didik yang mengalami kegagalan ujian hanya
gara-gara menganggap remeh petunjuk perintah.
- Duduk rileks dan waspada
Duduklah di kursi
dengan rileks, taruhlah tangan di atas paha, kendorkan seluruh otot,
persendian, dan tenangkan pikiran.
- Berdoa, tenang dan percaya diri
Berdoalah kepada Allah
agar diberikan ketenangan, kemudahan, dan kefahaman dalam mengerjakan soal-soal
ujian. Tariklah nafas dalam-dalam melalui hidung, saat menarik nafas gambarkan
seolah-olah Ananda sedang menghirup keyakinan dan kepercayaan diri. Keluarkan nafas
melalui mulut dengan membayangkan seolah Ananda sedang mengeluarkan seluruh
ketakutan, kecemasan, dan kebimbangan.
- Bila waktu luas, priview soal-soal
Luangkan 10% dari
waktu keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam,
tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab
masing-masing soal.
- Jawab soal-soal ujian dengan strategi
Mulailah menjawab
pertanyaan yang mudah dan tentunya sudah diketahui pasti jawabannya. Kemudian baru
menjawab soal-soal yang dianggap sulit.
- Periksa ulang jawabannya
Sisihkan 10% waktu
untuk memeriksa ulang jawaban, dan ada baiknya periksa lagi lembar jawaban (LJK)
mulai dari identitas sampai kepada jawaban, mungkin saja ada yang terlewat atau
kurang tebal bulatannya.
- Ucapkanlah hamdallah
Selesai mengerjakan
ujian, ucapkanlah hamdallah ”Alhamdulillaahi Robbil ‘Alamiin”. Sebagai tanda
syukur atas limpahan karunia Allah. Kemudian sabar dan tawakkal, serahkan
segalanya kepada Allah, semoga Allah memberikan yang terbaik.
Akhirnya dengan meluruskan niat, membulatkan
tekad, dan menyempurnakan ikhtiar lahir dan bathin, mudah-mudahan Allah SWT
mentakdirkan para siswa berhasil dan lulus dengan nilai yang terbaik serta ada
dalam ridha Allah SWT. Amiin
“Bersiaplah menghadapi ujianmu dan bersabarlah menghadapin