#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Minggu, 02 Desember 2012

STRATEGI JITU MENGHADAPI UJIAN



STRATEGI JITU MENGHADAPI UJIAN

Dinamika kehidupan manusia salah satunya adalah ujian hidup. Setiap saat kita tidak akan terlepas dari berbagai ujian, dari mulai yang ringan sampai yang berat. Ujian merupakan sarana tempaan yang akan membedakan kualitas seseorang, apakah baik atau buruk akhlaknya, kuat atau lemah imannya? Begitu juga dalam dunia pendidikan, seorang peserta didik yang ingin naik kelas atau teruji hasil belajarnya dalam kurun waktu tertentu tidak terlepas dari ujian-ujian atau evaluasi pembelajaran, disini akan terlihat pembeda siapa siswa yang unggul dan siswa yang kropos?
Dengan demikian, evaluasi pembelajaran merupakan satu proses praktik  lapangan dari teori yang telah dipelajari selama belajar. Keberhasilan dalam ujian adalah harapan semua peserta didik. Namun, pada kenyataannya tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil atau prestasi yang baik sesuai harapan. Bahkan tidak sedikit peserta didik yang tidak lulus dan harus mengulang/ diremedial.
Persiapan yang matang adalah sebuah keharusan mutlak untuk mencapai suatu keberhasilan dalam menghadapi ujian. Karena pepatah bijak mengatakan ‘persiapan yang matang merupakan setengah dari kesuksesan, kurang persiapan berarti merencanakan kegagalan, harapan yang ditargetkan tidak akan tercapai’. Siap atau tidak siap seorang pembelajar tetap harus menjalani ujian, mulai dari ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester sampai ujian nasional.
Seorang pembelajar yang baik adalah memfokuskan diri untuk mempersiapkan hal-hal penting yang menunjang pada kesuksesan sebuah ujian. Secara umum menurut Alif Firdausi dalam bukunya Rahasia Para Bintang dan dari berbagai referensi ada empat strategi yang dapat dipersiapkan peserta didik dalam menghadapi UJIAN.
Pertama, Persiapan Fisik.
Kesehatan merupakan kesehatan merupakan modal utama siswa untuk melakukan kegiatan belajar, karena dengan kondisi kesehatan yang baik, fit, dan bugar siswa dapat belajar, mengikuti ulangan dan ujian dengan baik pula. Jika kondisi kesehatan terganggu, belajar dan menjalani ujian jelas akan terganggu. Oleh karena itu, untuk mencapai kesehatan yang baik, disarankan tidur yang cukup, makan makanan yang halal dan bergizi (halalan thoyyiban), lakukan olah raga secukupnya. Yang tidak kalah pentingnya siswa harus menjauhkan diri dari hal-hal yang berbahaya atau bias menimbulkan kecelakaan, karena siswa tidak menginginkan saat ujian nanti mengerjakannya di rumah sakit.



Kedua, Persiapan Mental (emosi/psikologis)

Menjelang ujian siswa harus memiliki kestabilan mental/emosi, karena hal ini merupakan faktor sangat penting untuk menunjang keberhasilan ujian. Untuk menjaga kestabilan mental/emosi, peserta didik seyogyanya menenangkan hati dan pikiran (Colling Down), jauhkan diri dari keributan, bertengkar, melakukan sesuatu yang membuat orang tua marah, aksi naksir cewek atau cowok, bersikap terlalu percaya diri (over confident) berprasangka buruk kepada orang lain. Pokonya tata hati dan pikiran setenang mungkin (enjoy), insya Allah dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih , masa ujian akan dilalui dengan antusias (bersemangat, bergairah). Dengan mental/emosi yang stabil insya Allah tidak akan menemui kendala yang berarti, sebaliknya melalui masa ujian dengan penuh kegembiraan dan berbobot (GEMBROT).

Ketiga, Persiapan Ruhani

Persiapan ruhani merupakan bagian yang sangat penting disamping persiapan fisik dan mental/emosi. Sadarlah bahwa kita hanyalah makhluk Allah yang hanya bisa melakukan usaha semata. Sementara ketentuan dan hasil hanyalah Allah yang menentukan. Dalam persiapan ruhani penulis sarankan lakukanlah hal-hal berikut:
  1. Dirikanlah salat fardhu lima waktu, karena salat adalah mediator/penbolong yang menghubungkan seorang hamba dengan al Kholiq Sang Pencipta, yang senantiasamenurunkan pertolongan dan solusi bagi hamba-hamba-Nya yang menegakkan salat. Wasta’iinuu bish shabri wash sholati (QS al Baqarah:45) “dan jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu”.
  2. Dirikanlah salat malam (tahajjud)
Dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda: Setiap malam Rabb kita turun ke langit dunia itu pada sepertiga malam yang akhir, Allah berfirman:”siapakah yang berdoa kepada-Ku? Maka Aku kabulkan doanya, siapakah yang meinta kepada-Ku? maka Aku penuhi permintaannya, siapakah yang memohon ampun kepada-ku? Maka Aku ampuni dosanya”. (HR. Bukhari Muslim). Jelaslah hanya orang-orang yang melaksanakan salat tahajjud yang bisa mendapatkan kesempatan tersebut.
  1. Senantiasa berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT
Doa adalah senjata ampuh yang tidak terhadang, melebihi kehebatan pedang yang tajam atau tombak yang runcing, bahkan senjata canggih sekalipun. Manusia dengan segala kelemahannya, ternyata menyimpan kekuatan dahsyat dalam doanya. Oleh karena itu, jangan segan-segan berdoalah kepada Allah dalam setiap kesempatan,  mintalah keterangan dan ketenangan hati sehingga Allah memberikan kemudahan, kelancaran dalam menjalani ujian, mintalah yang dipelajari keluar dalam ujian.
  1. Mintalah doa restu dari kedua orang tua, guru-guru yang telah menjadi jalannya ilmu (guru TK, SD, SMP, dan guru spiritual/ngaji)
Kunjungi mereka dan mintalah kepada mereka untuk mendoakanmu semoga berhasil dalam ujian. Sebaliknya doakan juga mereka semoga diberikan keberkahan hidup.
  1. Banyaklah berdzikir dan membaca al Quran
Dengan banyak berdzikir dan membacakan al Quran pada setiap kesempatan, Insya Allah akan menyebabkan hatimu menjadi tenang dan terang. Firman Allah SWT:
“sesungguhnya banyak mengingat Allah (dzikir) hati akan menjadi tenang”. (QS Ar Ra’du:28)
Ketahuilah sebaik-sebaik berdzikir adalah membaca al Quran.
  1. Jauhilah ma’siat dan dosa besar, karena hal tersebut akan membuat hatimu menjadi resah dan hidupmu tidak berkah. Ma’siat dan dosa besar salah satunya dengan sengaja meninggalkan shalat fardhu.

Keempat, Persiapan Ilmu (materi pelajaran)
Keberhasilan menjalani ujian, diperlukan ilmu yang memadai, pemahaman materi yang mendalam. Oleh karena itu, belajar yang lebih giat dan bersemangat harus terus dikobarkan. Hal ini mengingat materi pelajaran relatif lebih banyak (beberapa Bab) dan tingkat kesulitan materi pelajaran lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Disarankan peserta didik belajar secara mandiri terjadwal dan belajar kelompok terjadwal.
Belajar mandiri bisa dilakukan dengan cara membaca buku catatan, buku-buku di perpustakaan, berlatih dengan soal-soal latihan. Karena buku catatan dan latihan soal adalah salah satu sumber jawaban dari seluruh pertanyaan ujian. Belajar kelompok dapat dilakukan dengan membahas, mendiskusikan materi yang dianggap sulit. Dengan diskusi peserta didik dapat bertukar informasi, pendapat, dan saling menimba pengalaman masing-masing. Dengan suasana belajar seperti ini Insya Allah tidak akan ‘BETE’  justru akan lebih enjoy dan fun, betul tidak?
Untuk menambah keyakinan akan sukses dalam menjalani ujian, jangan pernah memikirkan kegagalan, hilangkan berbagai gambaran negatif (pesimis), karena hal itu akan melemahkan motivasi dan harapan. Sebaiknya peserta didik menata hati dan membangun pikiran positif (optimis) dari sekarang. Fokuskan pikiran kepada belajar, bayangkan kesuksesanmu, bangun impianmu untuk berhasil. Dengan demikian usahamu untuk mencapai tujuan dan harapan akan semakin gigih. Rintangan dan kesulitan yang dihadapi anggap sebuah tangga yang akan mengantarkan pada kesuksesan.
Pada saat ujian, setidaknya ada delapan langkah yang harus peserta didik lakukan:
  1. Datang ke sekolah lebih awal dengan persiapan yang mantap
Usahakan datang ke tempat ujian 30 menit sebelum masuk, dan perlengkapan untuk ujian jangan sampai ketinggalan, mulai dari kartu ujian, papan dada, pensil, pulpen, penghapus, dan yang lainnya. Insya Allah dengan datang lebih awal dan perlengkapan yang komplit dijamin akan sangat membantu konsentrasi selama mengerjakan ujian.
  1. Baca petunjuk perintah
Baca petunjuk perintah dengan teliti, karena banyak peserta didik yang mengalami kegagalan ujian hanya gara-gara menganggap remeh petunjuk perintah.
  1. Duduk rileks dan waspada
Duduklah di kursi dengan rileks, taruhlah tangan di atas paha, kendorkan seluruh otot, persendian, dan tenangkan pikiran.
  1. Berdoa, tenang dan percaya diri
Berdoalah kepada Allah agar diberikan ketenangan, kemudahan, dan kefahaman dalam mengerjakan soal-soal ujian. Tariklah nafas dalam-dalam melalui hidung, saat menarik nafas gambarkan seolah-olah Ananda sedang menghirup keyakinan dan kepercayaan diri. Keluarkan nafas melalui mulut dengan membayangkan seolah Ananda sedang mengeluarkan seluruh ketakutan, kecemasan, dan kebimbangan.
  1. Bila waktu luas, priview soal-soal
Luangkan 10% dari waktu keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal.
  1. Jawab soal-soal ujian dengan strategi
Mulailah menjawab pertanyaan yang mudah dan tentunya sudah diketahui pasti jawabannya. Kemudian baru menjawab soal-soal yang dianggap sulit.
  1. Periksa ulang jawabannya
Sisihkan 10% waktu untuk memeriksa ulang jawaban, dan ada baiknya periksa lagi lembar jawaban (LJK) mulai dari identitas sampai kepada jawaban, mungkin saja ada yang terlewat atau kurang tebal bulatannya.
  1. Ucapkanlah hamdallah
Selesai mengerjakan ujian, ucapkanlah hamdallah ”Alhamdulillaahi Robbil ‘Alamiin”. Sebagai tanda syukur atas limpahan karunia Allah. Kemudian sabar dan tawakkal, serahkan segalanya kepada Allah, semoga Allah memberikan yang terbaik.

 Akhirnya dengan meluruskan niat, membulatkan tekad, dan menyempurnakan ikhtiar lahir dan bathin, mudah-mudahan Allah SWT mentakdirkan para siswa berhasil dan lulus dengan nilai yang terbaik serta ada dalam ridha Allah SWT. Amiin
Bersiaplah menghadapi ujianmu dan bersabarlah menghadapin
SALAM SILATURRAHIM, SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG SAYA, SEMOGA KITA MENJADI INSAN BIJAK DENGAN BERBAGI ILMU PENGETAHUAN